Keandalan jaringan dan susut energi memiliki hubungan yang erat karena keandalan jaringan memengaruhi jumlah gangguan yang terjadi dan pada gilirannya mempengaruhi besarnya susut energi yang terjadi dalam sistem kelistrikan.
Semakin tidak andal jaringan kelistrikan, semakin sering gangguan terjadi, dan semakin tinggi kemungkinan terjadinya susut energi yang signifikan dalam jaringan. Dalam hal ini, susut energi adalah energi yang hilang dalam sistem kelistrikan selama transmisi dan distribusi listrik dari sumber pembangkit ke konsumen akhir.
Jika jaringan kelistrikan mengalami banyak gangguan, maka jumlah susut energi yang terjadi dalam jaringan juga akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan kerugian finansial dan teknis bagi perusahaan listrik dan konsumen, serta dapat mempengaruhi ketersediaan pasokan listrik.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan keandalan jaringan agar jumlah gangguan dapat diminimalkan dan susut energi dapat dijaga pada tingkat yang rendah. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan perawatan dan pemeliharaan yang teratur pada jaringan listrik dan menginvestasikan dalam teknologi dan sistem yang lebih andal dan efisien.
Tapi jika terjadi gangguan maka pembangkit mengurangi produksinya karena jumlah energi yang dibutuhkan berkurang. Bagaimana gangguan jaringan dapat mempengaruhi susut energi?
Benar, ketika terjadi gangguan pada jaringan listrik, pembangkit dapat mengurangi produksi energinya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan energi yang lebih rendah. Namun, dalam banyak kasus, gangguan jaringan dapat menyebabkan lonjakan tegangan atau arus, yang dapat menyebabkan kelebihan beban pada peralatan dan meningkatkan kerugian daya yang terjadi pada jaringan.
Ketika terjadi kelebihan beban atau lonjakan tegangan, daya reaktif dalam jaringan akan meningkat, yang dapat menyebabkan hilangnya energi dalam bentuk panas yang dihasilkan oleh peralatan listrik. Ini akan meningkatkan susut energi dalam jaringan listrik dan dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik dan gangguan lebih lanjut dalam jaringan.
Selain itu, ketika gangguan terjadi di suatu daerah, peralatan pelindung dalam sistem kelistrikan, seperti penghenti otomatis dan proteksi lainnya, mungkin memutuskan aliran listrik untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada sistem. Pemutusan ini dapat menyebabkan pemadaman listrik pada area yang terkena gangguan dan juga dapat menyebabkan susut energi yang lebih besar pada jaringan secara keseluruhan.
Oleh karena itu, meskipun pembangkit dapat mengurangi produksi energinya ketika terjadi gangguan jaringan, tetap saja kemungkinan terjadi susut energi yang signifikan dalam sistem kelistrikan dan dapat mempengaruhi ketersediaan pasokan listrik serta berdampak pada konsumen akhir.