Sementara itu, losses jaringan listrik atau susut jaringan merupakan energi listrik yang hilang karena resistansi konduktor dan efek induksi pada jaringan listrik. Susut ini disebabkan oleh sejumlah faktor seperti hambatan dalam kabel, transformator, dan peralatan lainnya. Susut jaringan listrik dapat terjadi pada setiap tahap pengiriman listrik dari pembangkit listrik hingga pengguna akhir.
Dengan demikian, perbedaan antara ENS dan kerugian jaringan listrik adalah ENS merupakan energi listrik yang tidak dapat dipenuhi oleh sistem tenaga listrik karena kelebihan permintaan listrik, sedangkan kerugian jaringan listrik merupakan energi listrik yang hilang karena hambatan dan resistansi dalam jaringan listrik itu sendiri.
Tapi apakah energi yang sudah dibangkit namun tidak disalurkan bisa dihitung losses dan apa yang terjadi dengan energi yang sudah dibangkitkan namun tidak disalurkan?
Energi yang sudah dibangkitkan namun tidak disalurkan disebut sebagai pemborosan energi atau pembuangan energi. Pemborosan energi terjadi ketika energi listrik yang sudah dibangkitkan tidak dapat disalurkan ke jaringan listrik karena berbagai alasan, seperti kelebihan kapasitas pada sistem tenaga listrik atau masalah teknis pada infrastruktur jaringan listrik.
Pemborosan energi dapat menyebabkan kerugian finansial bagi produsen listrik dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Misalnya, dalam kasus pemborosan energi dari pembangkit listrik tenaga hidro, air yang tidak digunakan akan dibuang ke sungai atau laut, yang dapat mengganggu ekosistem air.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dan mengurangi pemborosan energi sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.
Tapi energi yang sudah dibangkit akan tercatat di kWh meter produksi pembangkit namun tidak tersalurkan. Apakah hal ini tidak mempengaruhi losses mengingat perhitungan untuk losses ada pengurangan antara berapa energi listrik yang dibangkitkan yang berapa energi listrik yang terjual atau disalurkan?
Memang benar bahwa energi listrik yang dibangkitkan akan tercatat pada kWh meter produksi pembangkit, termasuk energi listrik yang tidak disalurkan atau dibuang. Namun, perhitungan losses jaringan listrik biasanya didasarkan pada perbedaan antara energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dan energi listrik yang diterima oleh pelanggan. Artinya, energi listrik yang tidak disalurkan tidak dihitung sebagai losses jaringan listrik karena tidak pernah dikirim ke jaringan listrik.
Losses jaringan listrik terdiri dari dua komponen, yaitu kerugian teknis dan kerugian komersial. Kerugian teknis terjadi karena hambatan dalam konduktor listrik dan kerugian pada peralatan listrik seperti transformator dan switchgear, sementara kerugian komersial terjadi karena kecurangan seperti pencurian listrik dan ketidakakuratan pengukuran energi listrik oleh meter.
Perhitungan losses jaringan listrik dilakukan dengan mengurangi total energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dari energi listrik yang diterima oleh pelanggan. Dalam hal ini, energi listrik yang tidak disalurkan tidak dihitung sebagai bagian dari losses jaringan listrik.
Namun, penting untuk mencatat bahwa pemborosan energi seperti energi listrik yang tidak disalurkan juga dapat mempengaruhi efisiensi dan keberlanjutan sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi pemborosan energi juga dapat membantu mengurangi losses jaringan listrik dan meningkatkan efisiensi sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Kalau begitu, apakah pengaruh rendah keandalan jaringan tenaga listrik seperti banyaknya pemadaman gangguan dan losses energi listrik?
Tentunya ya, rendahnya keandalan jaringan tenaga listrik dapat berdampak pada banyaknya pemadaman, gangguan, dan losses energi listrik. Jaringan tenaga listrik yang tidak handal dapat mengalami kerusakan atau gangguan yang mengakibatkan pemadaman listrik yang berdampak pada banyaknya kehilangan energi listrik.
Pada saat terjadi pemadaman listrik, banyaknya energi listrik yang tidak tersalurkan dapat mempengaruhi losses jaringan listrik. Misalnya, pada saat pemadaman listrik, beberapa jaringan listrik yang tetap terhubung dengan pembangkit listrik tetap menerima energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, namun konsumen akhir tidak menerima energi listrik tersebut. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya losses jaringan listrik.
Selain itu, kerusakan atau gangguan pada jaringan tenaga listrik dapat menyebabkan kerugian teknis pada jaringan listrik yang pada akhirnya dapat menyebabkan losses energi listrik. Ketidakstabilan sistem tenaga listrik juga dapat menyebabkan meningkatnya kerugian teknis pada jaringan listrik karena distribusi energi listrik yang tidak stabil dan efek dari lonjakan dan fluktuasi tegangan.
Dalam rangka meningkatkan keandalan jaringan tenaga listrik, perlu dilakukan pemeliharaan yang teratur dan pencegahan gangguan pada jaringan listrik. Hal ini akan membantu mengurangi pemadaman listrik, menurunkan losses energi listrik, dan meningkatkan efisiensi sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Bagaimana konsumen akhir tidak menerima energi listrik tersebut bukannya hal ini terhitung sebagai energi not served bukan losses?
Benar sekali, energi listrik yang tidak tersalurkan ke konsumen akhir sebenarnya akan terhitung sebagai energi not served (ENS), bukan losses jaringan listrik. ENS menggambarkan energi listrik yang tidak dapat dipenuhi oleh sistem tenaga listrik karena kelebihan permintaan listrik atau masalah pada jaringan listrik.
Sementara itu, losses jaringan listrik menggambarkan energi listrik yang hilang karena hambatan dalam jaringan listrik, seperti hambatan dalam kabel, transformator, dan peralatan listrik lainnya.
Jadi, ketika terjadi pemadaman listrik dan konsumen akhir tidak menerima energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, hal ini akan terhitung sebagai ENS karena energi listrik yang dihasilkan tidak dapat dipenuhi oleh sistem tenaga listrik pada saat itu.
Namun, jika pembangkit listrik terus menghasilkan energi listrik saat terjadi pemadaman listrik dan energi listrik tersebut tidak tersalurkan ke jaringan listrik, maka energi listrik yang tidak tersalurkan tersebut tidak dihitung sebagai losses jaringan listrik karena energi listrik tersebut tidak pernah terkirim ke jaringan listrik.
Lalu apa hubungan antara seringnya terjadi pemadaman dan peningkatan losses di suatu jaringan listrik?
Seringnya terjadi pemadaman pada jaringan listrik dapat berdampak pada peningkatan losses jaringan listrik. Hal ini karena terjadinya pemadaman dapat mengakibatkan penurunan kualitas dan stabilitas jaringan listrik yang pada akhirnya dapat menyebabkan meningkatnya losses jaringan listrik.
Ketika terjadi pemadaman, ada kemungkinan bahwa beberapa jaringan listrik yang masih terhubung dengan pembangkit listrik masih menerima energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, namun konsumen akhir tidak menerima energi listrik tersebut. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya losses jaringan listrik karena energi listrik yang tidak tersalurkan tersebut tidak pernah terpakai dan hilang dalam jaringan listrik.
Selain itu, pada saat pemadaman listrik, jaringan listrik yang tetap terhubung dengan pembangkit listrik mungkin mengalami tegangan dan arus yang tidak stabil ketika terjadi pemulihan pasokan listrik. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan atau gangguan pada peralatan listrik dan meningkatkan kerugian teknis pada jaringan listrik yang pada akhirnya dapat menyebabkan meningkatnya losses jaringan listrik.
Oleh karena itu, untuk mengurangi losses jaringan listrik dan meningkatkan efisiensi sistem tenaga listrik secara keseluruhan, penting untuk menjaga keandalan jaringan listrik dan mencegah terjadinya pemadaman sebisa mungkin. Hal ini dapat dilakukan melalui pemeliharaan dan perbaikan rutin pada jaringan listrik dan peningkatan kapasitas jaringan listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik yang semakin meningkat.